Sumber peribahasa dapat berasal dari penghayatan masyarakat terhadap kehidupan sehari-hari, ajaran agama, dan juga karya sastra. Daya tarik peribahasa terletak pada isinya yang ringkas dan padat; serta penggunaan persajakan, ironi, metafora, dan perbandingan.
Makna unsur-unsur dalam peribahasa biasanya cukup jelas dan memiliki keterkaitan. Sebagai contoh, peribahasa "Ada gula ada semut". Kita paham bahwa gula itu kesukaan semut, semut akan selalu mengerubungi gula. Jadi, melalui peribahasa itu, dapat dikatakan bahwa orang akan mengerubungi sesuatu yang disukainya.
Macam-macam peribahasa, yaitu:
- Pepatah
Pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran.
Contoh:- Air tenang menghanyutkan berarti orang pendiam, tetapi banyak ilmu.
- Setinggi-tinggi bangau terbang, hinggapnya ke kubangan juga berarti walaupun kemana juga seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.
- Pemeo
Pemeo adalah peribahasa yang mengandung semboyan.
Contoh:- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, berarti sependapat dan senasib sepenanggungan.
- Patah sayap, bertingkat paruh, berarti tidak putus asa.
- Perumpamaan
Perumpamaan adalah peribahasa yang berisi perbandingan.
Contoh:- Seperti pungguk merindukan bulan, berarti mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai.
- Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak
mati, berarti serba sulit dalam menentukan sikap atau tindakan.
- Ungkapan
Ungkapan adalah peribahasa yang menyatakan makna khusus.
Contoh:- Merah telinganya, berarti panas hatinya.
- Makan hati, berarti sakit hati.
- Buah tangan, berarti oleh-oleh.